Dilema Regenerasi

Ketika Pewaris Keluarga Enggan Melanjutkan Perusahaan Keluarga

Perusahaan keluarga adalah perusahaan yang dimiliki oleh sebuah keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan mereka turun temurun lintas generasi.

Seorang Entrepreneur mengawali perjalanan sebuah perusahaan. Mereka mengorbankan sebagian kenikmatan masa muda mereka untuk mendirikan sebuah usaha. Hingga suatu ketika, sebuah usaha berubah menjadi sebuah perusahaan dengan segala dinamika didalamnya dan dikala itu terjadi lahirlah generasi penerus yang merupakan anak anak sang pendiri usaha.

Pada saat itu, timbulah niat dari sang pendiri untuk mendidik anak anaknya agar anak anak nya berniat dan mampu untuk mengembangkan perusahaan yang telah didirikan sang ayah.

Mendirikan dan mengembangkan sebuah usaha menjadi sebuah perusahaan membutuhkan kemampuan Entrepreneurship. Sang ayah yang telah menjalankan dan membuktikan pasti memiliki kemampuan entrepreneurship. Tugas sang ayah adalah mewariskan kemampuan ini kepada anak anaknya. Kemampuan entrepreneurship terbagi menjadi dua bentuk; Seni dan Metode. Contoh kemampuan yang berbentuk seni: negosiasi, membaca peluang, dan mengambil keputusan di tengah tekanan. Sedangkan contoh kemampuan berbentuk metode: kemampuan manajerial seperti memperhitungkan biaya, menyusun laporan keuangan, memperhitungkan risiko yang sistematis dimana kemampuan ini dapat kita peroleh dari Pendidikan bisnis formal (Universitas).

Untuk mewariskan kemampuan tersebut, dibutuhkan moment moment yang di design khusus antara lain:

  1. You see, I do. Moment dimana sang anak memperhatikan sang ayah saat mengerjakan sesuatu.
  2. You do, I do. Moment dimana sang anak bekerjasama dengan sang ayah untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan bersama.
  3. You do, I see. Moment dimana sang anak mengerjakan sesuatu hingga mengambil keputusan dengan sang ayah memperhatikan tanpa berbuat sesuatu.

Ahli Pendidikan menggambarkan, pengetahuan yang berbentuk seni adalah pengetahuan yang tidak terstruktur sehingga sulit untuk dijelaskan kepada orang lain. Dan sang Ayah memiliki modal pengetahuan ini begitu besar, pengetahuan inilah yang menuntun sang ayah untuk berhasil mendirikan dan mengembangkan sebuah usaha menjadi sebuah perusahaan keluarga.
Bagi generasi penerus, memiliki kemampuan ini merupakan kunci keberhasilan nya dalam meneruskan dan mengembangkan perusahaan keluarga. Kepercayaan diri pun timbul dan membentuk komitmen pada dirinya.

Secara tidak sadar, moment moment seperti itu dikerjakan sang ayah bersama dengan karyawan kepercayaannya, sehingga tidak heran karyawan kepercayaan terkadang lebih tepat sebagai penerus perusahaan dibandingkan dengan anaknya. Sang anak pun enggan melanjutkan perusahaan keluarga, karena merasa tidak mampu atau merasa kemampuannya tidak lebih baik dari karyawan kepercayaan sang ayah.

Teddy Saputra SE, MBA
Director Of Family Business Center
Universitas Ciputra Surabaya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *